Apa yang Anda pikirkan dengan Es? Tentu minuman dingin yang menyegarkan di kala matahari tengah giat di siang hari. Namun, bagaimana jika es itu jatuh dari langit? Simak penjelasan BMKG di video di atas.
Apa yang Anda pikirkan dengan Es? Tentu minuman dingin yang menyegarkan di kala matahari tengah giat di siang hari. Namun, bagaimana jika es itu jatuh dari langit? Simak penjelasan BMKG di video di atas.
Mungkin anda sering mendengarkan kabar fenomena gempa atau hujan es. Pernahkah Anda mengira siapakah orang-orang di balik layar yang meninformasikannya dengan masyarakat luas? Mari kita simak videonya.
Belum
banyak masyarakat yang mengeksplorasi dunia online
secara mendalam. Padahal, di dunia
yang penuh dengan berbagai macam informasi ini memuat segudang kemudahan yang
dapat dimanfaatkan. Seminar online merupakan
salah satu produk yang bisa dikatakan baru lahir di tengah-tengah hiruk-pikuk
media sosial di era digitalisasi ini.
Jika
kita menilik lebih jauh apa saja yang bisa dieksplorasi dalam seminar online ini, mungkin kita akan bergumam
mengapa tidak terpikirkan oleh kita manfaatnya selama ini. Salah satu
keunggulan seminar online ini adalah
tidak terbatasnya seberapa jauh Anda berada di belahan bumi ini. Oleh karena
itu, sangat wajar apabila seminar online ini
dapat diimplementasikan pada penyelenggaraan Diklat secara konvensional yang
harus terpaku di dalam sebuah ruangan dengan waktu dan tempat yang ditentukan.
Penyelenggaraan
Diklat secara konvensional telah diimplementasikan sejak lama. Salah satunya
pada Diklat Fungsional Pengamat Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (PMG)
tingkat ahli pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dari
informasi yang dihimpun dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BMKG, banyaknya
kebutuhan akan Diklat Fungsional sebanding dengan jumlah Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang belum mempunyai sertifikat Fungsional PMG tingkat ahli yang hingga
April 2017 jumlahnya menembus 794 pegawai. Hal ini tentu akan menjadi masalah
apabila setiap penyelenggaraan Diklat Fungsional ini dilakukan terpusat di
Citeko, Kabupaten Bogor, karena akan keterbatasan tempat dan tentu membutuhkan
biaya yang tidak sedikit.
Seminar
online memberikan angin segar. Dengan
hanya bermodalkan jaringan internet, komputer yang dilengkapi webcam, dan aplikasi webinar, kita bisa menyelenggarakan
Diklat Fungsional tingkat ahli secara online
yang dapat menghemat anggaran perjalanan dinas para peserta Diklat dan narasumber
yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Seminar online ini telah diimplementasikan oleh Wolrd Metorological Organization (WMO) dan Regional Focus Group Discussion (RFGD) yang diselenggarakan
pemerintah Australia.
Penyelenggaraan
Diklat secara online ini sebenarnya cukup
fleksibel. Antara pembicara dan para peserta ditentukan waktu online-nya sehingga dapat mengakses aplikasi
webinar seperti WizIQ, Skype, dan
GotToWebinar secara bersama-sama. Aplikasi webinar
tersebut menawarkan berbagai kemudahan antara lain video conference yang digunakan untuk proses tatap muka dan
berdiskusi secara langsung, file sharing
yang digunakan untuk memaparkan materi presentasi sekaligus sebagai wadah untuk
mengumpulkan tugas yang diberikan kepada peserta, dan video recording sebagai pelengkap apabila ingin mengulang atau me-review kembali materi yang dipaparkan
narasumber. Namun, untuk dapat menggunakan seluruh kemudahan webinar tersebut dibutuhkan biaya
langganan yang bermacam-macam harganya tergantung jumlah peserta yang mengakses
dan lama berlangganan pada webinar
tersebut. Tentu nilai rupiah yang dikeluarkan akan lebih rendah dibanding Diklat
secara konvensional.
Sayangnya,
tidak semua wilayah di Indonesia memiliki cakupan jaringan internet yang
memadai sehingga penyelenggaraan Diklat online
ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Infrastruktur jaringan internet di daerah perlu dibangun dan mulai dioperasikan
secara menyeluruh agar Diklat online ini
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, gagasan Diklat online ini
perlu melibatkan beberapa instansi terkait seperti Kementerian Komunikasi dan
Informatika dan penyedia layanan jaringan internet.
Akhirnya bisa lulus STMKG juga....penuh perjuangan.....
Seismometers are instruments that measure motions of the ground, including those of seismic waves generated by earthquakes, volcanic eruptions, and other seismic sources. Records of seismic waves allow seismologists to map the interior of the Earth, and locate and measure the size of these different sources.
The word derives from the Greek σεισμός, seismós, a shaking or quake, from the verb σείω, seíō, to shake; and μέτρον, métron, measure and was coined by David Milne-Home in 1841, to describe an instrument designed by Scottish physicist James David Forbes.[1]
The word derives from the Greek σεισμός, seismós, a shaking or quake, from the verb σείω, seíō, to shake; and μέτρον, métron, measure and was coined by David Milne-Home in 1841, to describe an instrument designed by Scottish physicist James David Forbes.[1]
What is an Automatic Weather Station?
An Automatic weather station
(AWS) is an automated type of traditional weather station, either to
enable measurements from remote areas orto save human labour. The system
may report in several different ways. It may be in real -time via a
local link to a computer system or via telecommunications or sattelitte
systems. GSM mobile pohne technology has also been known to be used. An
alternative is the storage of the information in local data stiorage
such as flash memory for retreival at a later stage. Most automatic
weather stations have Thermometer for measuring temperature, Anemometer
for measuring wind speed, Hygrometer for measuring humidity, Barometer
for measuring pressure. Some of them even have rain gauge for measuring
rainfall, ceilometers for measuring cloud height, present weather sensor
or visibility sensor.
Langganan:
Postingan (Atom)